Selasa, 21 April 2015

Tangis Haru Sang Kapolres

     Hari itu, ditengah kegembiraan yang penuh dengan canda tawa, dalam sebuah pertemuan yang dikemas bagi orang-orang yang dalam mengemban profesinya setiap hari selalu bergelut dengan kerasnya kehidupan, mengalun bait demi bait syair lagu ‘Pamit’ Broeri yang disenandungkan dengan penghayatan maksimal. Bahkan ketika kalimat ‘Ijinkan Aku Pergi…Apalagi yang Engkau Tangisi…Semogalah Penggantiku, Dapat Lebih Mengerti Hatimu…’  terucap,  si penyanyi berseragam Coklat lengkap dengan tanda pangkat dibahu yang awalnya berdiri tegap, terlihat sudah mulai goyah dan  tak mampu lagi menahan emosi keharuan  Tanpa ia sadari, air bening sudah mulai terlihat mengalir menganak sungai dari sudut matanya. Barkali-kali pula dia berusaha menyeka air matanya
     Sementara di samping sang penyanyi, berdiri seorang ibu muda berhijab nan cantik dengan pakaian Seragam kebanggaannya berwarna Pink Kemerahan, terlihat begitu setia mendampingi. Namun tak ayal lagi, si ibu pun nampak mulai terbawa suasana keharuan. Walau terlihat berusaha tegar, tetapi sama dengan sang penyanyi yang didampingi, ia tak mampu menyembunyikan bulir-bulir air matanya. Dan dialah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mulyadi Sik MH, yang selama kurun waktu dua tahun satu bulan menjabat Kapolres Ogan Komering Ulu, bersama sang istri tercintanya, Rosa, Ketua Cabang Bhayangkari Polres Ogan Komering Ulu, yang hari itu memang sengaja menggelar acara Silahturahmi untuk ‘Pamit’ meninggalkan bumi ‘Sebimbing Sekundang’ bersama keluarga besar Polres Ogan Komering Ulu, para Jurnalis dari berbagai Media Massa dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Ogan Komering Ulu.
     K‘Memang Berat Kurasa….Meninggalkan Kasih yang Kucinta….Namun Bagaimana Lagi,  Semuanya Harus Kujalani….’, bait kedua lagu Pamit, terlihat jika Kapolres nampaknya begitu berat meninggalkan orang-orang yang selama ini berjuang bersamanya di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bahkan ketika perasaan Ny Rossa tak terbentdung dan tangis ibu satu anak itu ‘Pecah’ keharuan langsung mewarna wajah-wajah yang hadir terutama jajaran Polres Ogan Komering Ulu, para Mitra Kerja, termasuk Wartawan, yang juga nampak berat melepas kepergian sang Kapolres yang dimata mereka dinilainya sebagai sosok yang nyaris sempurna.
                                                          Poto Sripoku.com 
 Karuan saja, kondisi itu membuat semua undangan yang hadir pun terkesimak, diam, dan tidak sedikit yang turut meneteskan air mata. Suasana yang sebalumnya terasa begitu riang, tiba-tiba menjadi hening berbalut keharuan yang mendalam. Apalagi saat mendendangkan kalimat
     Tetapi apa hendak dikata, Kapolres Ogan Komering Ulu, sesuai dengan tuntutan tugasnya sebagai abdi masyarakat dan bangsa, AKBP Mulyadi memang harus meninggalkan Ogan Komering Ulu, seperti yang diisyaratkan dalam bait terakhir lagu ‘Pamit’. ‘Selamat Tinggal… Kudoakan… Kau Slalu Bahagia…Hanya Pesanku, Jangan Lupa Kirimkan Kabarmu…Bila Suatu Hari, Dia Membuat  Kecewa di Hati, Batin ini Takkan Rela, Mendengarmu Hidup Menderita,...’
     "Saya titipkan teman-teman Media. Apa yang dilakukan kepada saya, tolong dilanjutkan oleh penerus saya," kata AKBP Mulyadi, bersama sang istri, Rosa, dalam pesannya pada acara Silaturahmi ‘Pamitan. Apalagi Kapolres mengaku sangat berat meninggalkan Kabupaten Ogan Komering Ulu, karena  memang banyak kenangan baik pahit maupun manis yang dilaluinya di bumi ‘Sebimbing Sekundang’ "Saya tidak pernah diharapkan jadi Kapolres, tetapi ternyata masuk 10 besar,” ujar Mulyadi, yang menjadi Kapolres Ogan Komering Ulu pasca Polres ‘Dibakar’.(Riduansyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar