Hari itu, ditengah kegembiraan
yang penuh dengan canda tawa, dalam sebuah pertemuan yang dikemas bagi orang-orang
yang dalam mengemban profesinya setiap hari selalu bergelut dengan kerasnya
kehidupan, mengalun bait demi bait syair lagu ‘Pamit’ Broeri yang
disenandungkan dengan penghayatan maksimal. Bahkan ketika kalimat ‘Ijinkan
Aku Pergi…Apalagi yang Engkau Tangisi…Semogalah Penggantiku, Dapat Lebih
Mengerti Hatimu…’ terucap, si penyanyi berseragam Coklat lengkap dengan
tanda pangkat dibahu yang awalnya berdiri tegap, terlihat sudah mulai goyah dan tak mampu lagi menahan emosi keharuan Tanpa ia sadari, air bening sudah mulai terlihat
mengalir menganak sungai dari sudut matanya. Barkali-kali pula dia berusaha
menyeka air matanya
Sementara di samping sang penyanyi, berdiri
seorang ibu muda berhijab nan cantik dengan pakaian Seragam kebanggaannya
berwarna Pink Kemerahan, terlihat begitu setia mendampingi. Namun tak ayal
lagi, si ibu pun nampak mulai terbawa suasana keharuan. Walau terlihat berusaha
tegar, tetapi sama dengan sang penyanyi yang didampingi, ia tak mampu menyembunyikan
bulir-bulir air matanya. Dan dialah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mulyadi
Sik MH, yang selama kurun waktu dua tahun satu bulan menjabat Kapolres Ogan
Komering Ulu, bersama sang istri tercintanya, Rosa, Ketua Cabang Bhayangkari
Polres Ogan Komering Ulu, yang hari itu memang sengaja menggelar acara
Silahturahmi untuk ‘Pamit’ meninggalkan bumi ‘Sebimbing Sekundang’ bersama
keluarga besar Polres Ogan Komering Ulu, para Jurnalis dari berbagai Media Massa
dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Ogan Komering Ulu.
K‘Memang
Berat Kurasa….Meninggalkan Kasih yang Kucinta….Namun Bagaimana Lagi, Semuanya Harus Kujalani….’, bait
kedua lagu Pamit, terlihat jika Kapolres nampaknya begitu berat meninggalkan orang-orang
yang selama ini berjuang bersamanya di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bahkan ketika
perasaan Ny Rossa tak terbentdung dan tangis ibu satu anak itu ‘Pecah’ keharuan
langsung mewarna wajah-wajah yang hadir terutama jajaran Polres Ogan Komering
Ulu, para Mitra Kerja, termasuk Wartawan, yang juga nampak berat melepas
kepergian sang Kapolres yang dimata mereka dinilainya sebagai sosok yang nyaris
sempurna.
Poto Sripoku.com Karuan saja, kondisi itu membuat semua undangan yang hadir pun terkesimak, diam, dan tidak sedikit yang turut meneteskan air mata. Suasana yang sebalumnya terasa begitu riang, tiba-tiba menjadi hening berbalut keharuan yang mendalam. Apalagi saat mendendangkan kalimat
Tetapi apa hendak dikata, Kapolres Ogan
Komering Ulu, sesuai dengan tuntutan tugasnya sebagai abdi masyarakat dan
bangsa, AKBP Mulyadi memang harus meninggalkan Ogan Komering Ulu, seperti yang
diisyaratkan dalam bait terakhir lagu ‘Pamit’. ‘Selamat Tinggal… Kudoakan… Kau
Slalu Bahagia…Hanya Pesanku, Jangan Lupa Kirimkan Kabarmu…Bila Suatu Hari, Dia
Membuat Kecewa di Hati, Batin ini Takkan Rela, Mendengarmu Hidup
Menderita,...’
"Saya
titipkan teman-teman Media. Apa yang dilakukan kepada saya, tolong dilanjutkan oleh
penerus saya," kata AKBP Mulyadi, bersama sang istri, Rosa, dalam pesannya
pada acara Silaturahmi ‘Pamitan. Apalagi Kapolres mengaku sangat berat
meninggalkan Kabupaten Ogan Komering Ulu, karena memang banyak kenangan baik pahit maupun
manis yang dilaluinya di bumi ‘Sebimbing Sekundang’ "Saya tidak pernah
diharapkan jadi Kapolres, tetapi ternyata masuk 10 besar,” ujar Mulyadi, yang
menjadi Kapolres Ogan Komering Ulu pasca Polres ‘Dibakar’.(Riduansyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar