Senin, 30 Maret 2015

Arogan, Staf Walikota Ancam Wartawan

HaLILINTaR Nes.com
     Salah seorang staf Walikota Prabumulih, Marsudi, yang disebut-sebut berperan juga menjadi tukang membagi ‘Jatah Proyek’, dengan begitu arogannya mengancam wartawan saat akan dikonfirmasi terkait pembagian proyak tahun anggaran 2015.
    
   “ Tidak ada saya membagi-bagikan proyek seperti yang anda maksud”, kata Marsudi, dengan garang, kepada wartawan Top Nwes, Ibnu, yang mencoba mengecek kebenaran tantang peran gandanya sebagai ‘Tukang’ bagi proyek di Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih sebagaimana runmor yang berkembang selama ini, di ruang kerjanya, Senin, 30/3, sekitar pukul 11.00. “ Kagek kau tu ku upah ke samo wong, baru tau raso,” ujar Marsudi lagi, dengan gaya seperti seorang ‘Jagoan’, saat mengeluarkan kata-kata ancaman kepada wartawan Top News, Ibu, sebagaimana diceritakan kembali oleh Ibnu kepada sesama rekan wartawan lain yang ada di Prabumulih.
     
     Terpisah, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Prabumulih, Abdullah Doni, ketika diminta tanggapan tentang ulah arogan salah seorang staf Walikota Prabumulih, Marsudi, mengatakan, bahwa begitu dia menerima laporan dari wartawan Top News, Ibnu yang mengaku mendapat ancaman. Dia langsung melakukan koordinasi dengan PWI Sumatera Selatan untuk meminta petunjuk. Bahkan Abdullah Doni menyatakan bahwa pihak langsung ke Polres Kota Prabumulih guna meminta perlindungan, sebagai antisipasi jika ancaman Marsudi itu memang benar-benar diwujudkan. “ Kalau memang benar terjadi, kita kan sudah koordinasi dengan Polres,” ujar Abdullah Doni.

     
  Menurut keterangan Kapolres Prabumulih, AKBP Denny Yono Putro Sik, terkait infomrasi ancaman terhadap wartawan Top News, Ibnu, pihaknya akan melakukan mediasi ke Pemerintah Kota Prabumulih, dengan harapan bisa terjalin kerjasama yang baik antara Pemerintah setempat dengan wartawan yang bertugas di kota Prabumulih. Sementara Ketua PWI Prabumulih, Abdullah Doni, menambahkan, seandainya benar-benar terjadi (ancaman Marsudi) pihaknya sangat menyesalkan. “ Itu membuktikan bahwa memang masih ada interpensi terhadap Jurnalis di lapangan, dan bisa dijadikan pembelajaran bagi kita,” ucapnya.(pan)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar